Laman

Kamis, 20 November 2014

Behind The Journey - Edisi Mbolang Jawa Timuran

Tempat-tempat istimewa adalah tempat-tempat menyimpan cerita yang membekas di jiwa. Dan perjalanan istimewa bukan bergantung pada berapa kilo jaraknya, tetapi sejauh apa jiwa bisa berkelana, hingga menemukan tempat yang membuatnya bahagia. Bahkan bisa jadi, kawan istimewa adalah mereka yang setia bersama dalam perjalanan-perjalanan kita. Oleh karena itu, aku sangat menyukainya. Bepergian, berada dalam perjalanan, safar, bagiku adalah saat-saat istimewa.

Senin, 28 April 2014

Festival Anak Sholeh Indonesia IX Tingkat DIY

Alhamdulillah, (27/4) FASI IX Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta berjalan lancar. Dibuka langsung oleh Guberbur DIY yang dalam hal uini diwakili oleh Asisten 1 Bidang Pemerintahan Setda DIY. Pada pelaksanaan FASI kemarin, juga sekaligus pengukuhan pengurus BADKO TKA-TPA DIY periode 2013-2017 oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY. Hadir pula Direktur Nasional LPPTKA BKPRMI Pusat yang dalam hal ini diwakili oleh Sekretaris Nasional.


Dan inilah hasilnya:

Minggu, 23 Maret 2014

Berguru Pada Pak Boed

Beberapa hari yang lalu saya nonton Mata Najwa, spesial menghadirkan Wakil Presiden RI, Pak Boediono. Dari wawancara yang ndak sempat saya simak dari awal itu, satu yang saya catat: tak ada ekspresi berlebihan yang muncul dari Pak Boed. Beliau menanggapinya dengan biasa-biasa saja, tanpa rasa khawatir atau justru rasa bangga yang berlebihan. Meninggalkan kesan sederhana namun bersahaja. Yang sangat membekas bagi saya adalah karakter dan prinsip beliau. Bahwa beliau sangat menjaga, begitu hati-hati dengan mana yang hak dan mana yang bukan. Sebagai contoh, pada saat Pak Boed pergi haji sekeluarga, beliau difasilitasi pesawat kepresidenan milik TNI AU. Setwapres menuturkan, “Pak Boed bilang bahwa haji ini ibadah pribadi, bukan tugas negara. Maka sepulang haji Pak Boed minta untuk dihitungkan biaya seluruh bahan bakar dan biaya parkir selama di sana, dibagi jumlah kursi. Jadi berapa Pak Boed harus membayar sesuai jumlah kursi yang keluarga beliau pakai. Uang itu lalu disetorkan ke kas negara.”

Awesome! Ini harusnya jadi prinsip yang musti dipegang oleh semua: menjaga dari apa-apa yang bukan haknya.

Selasa, 25 Februari 2014

Harga Sebuah Harga Diri

Apa sih yang sebetulnya disebut dengan harga diri? Samakah dengan harga-harga yang lain? Dipelajarikah ia di bangku sekolah? Adik saya yang mengambil jurusan ekonomi akan dapat mata kuliah Penilaian Properti, secara sederhana, itu mata kuliah yang membahas harga properti. Lha, kalau harga diri? Bagaimana menilainya? Dengan parameter apa kira-kira?

Minggu, 09 Februari 2014

Kepantasan

Huft, akhirnya sebel juga lihat blog yang lamaaaaaaaaaa banget ndak update.

Baiklah.. sebagai penggugurnya, kali ini aku akan bercerita. Bercerita tentang beberapa orang. Beberapa orang yang sedang beranjak menuju kepantasan. Aku memang bukan menjadi penentu kepantasan mereka, tapi aku menyaksikan betapa sungguh sebuah kepantasan telah melekat dalam diri mereka. Kepantasan yang tidak muncul tiba-tiba, sebuah anugerah dari Dzat yang mereka jadikan saksi dalam setiap amal di dunia yang semakin keras saja hari ini.

Selasa, 06 Agustus 2013

Senyuman Di Ujung Jalan


      Tulisan ini saya buat hari pertama Ramadhan. Karena satu dan banyak hal, saya belum sempat menguploadnya. Baru sekarang, di hari-hari penghujung Ramadhan. Berharap semoga bisa menjadi peringatan, tak ada jaminan saya akan bertemu Ramadhan tahun depan...

Rabu, 05 Juni 2013

Pensiun Dini


Meninggalkan dakwah itu perkara yang amat-amat mudah. Kita tinggal sedikit demi sedikit menjauhinya saja. Ndak aktif lagi tanpa kabar. Ndak respon saat dihubungi. Ndak datang saat diundang. Nah, intinya bersikap cuek saja dan sibukkan diri dalam aktivitas yang menyenangkan. Dengan begitu, kita masih dikenal sebagai aktivis dakwah, tapi sebenarnya semua itu hanya label. Tapi apa untungnya bersikap begitu?

Minggu, 28 April 2013

Kewajiban vs Hak


Asal muasalnya bahasan ini adalah taujih pernikahan dari gurunda Mohammad Fauzil Adhim yang diemailkan kepada saya dalam bentuk power point. Sejatinya ini adalah tentang bagaimana berinteraksi, lebih khusus lagi, berinteraksi antara suami dan istri dalam rumah tangga. Walaupun saya sudah jadi ‘ibu rumah tangga’, tapi karena belum ketemu bapak rumah tangga yang sesungguhnya, jadi saya ndak akan menuliskan secara spesifik tentang interaksi suami istri. Saya coba menuangkan .ppt itu ke dalam power  paragraph, dengan bahasa yang berbeda dan sedikit kontekstual.